Senin, 28 Juni 2010

Perilaku Kelompok dan Individu

Apakah Kelompok itu?
Kelompok merupakan kumpulan dua orang atau lebih yang berinteraksi dan saling mempengaruhi satu dengan lainnya, dan dibentuk bersama berdasarkan pada interes atau tujuan yang sama.
Perilaku kelompok merupakan respon-respon anggota kelompok terhadap struktur sosial kelompok dan norma yang diadopsinya.
Perilaku kolektif merupakan tindakan seseorang oleh karena pada saat yang sama berada pada tempat dan berperilaku yang sama pula.

Mengapa seseorang bergabung dalam kelompok?
Ada dua alasan seseorang bergabung dalam kelompok. Pertama, untuk mencapai tujuan yang bila dilakukan sendiri tujuan itu tidak tercapai. Kedua, dalam kelompok seseorang dapat tepuaskan kebutuhannya dan mendapatkan reward soaial seperti rasa bangga, rasa dimiliki, cinta, pertemanan, dsb. Besarnya anggota kelompok akan mempengaruhi interaksi dan keputusan yang dibuatnya. Brainstorming dalam mengambil keputusan kelompok akan efektif bila anggota kelompoknya 5-10 orang. Kohesivitas kelompok merupakan derajat dimana anggota kelompok saling menyukai, memiliki tujuan yang sama, dan ingin selalu mendambakan kehadiran anggota lainnya. Biasanya kohesivitas ini dikaitkan dengan produktivitas kelompok. Namun tidak semua bentuk kohesivitas kelompok ini berdampak positif, karena anggota bisa merasa tertekan untuk selalu conform terhadap norma kelompok.

Pengaruh Orang Lain pada Performance (Perilaku Individu).
1. Kehadiran orang lain bisa mempengaruhi usaha (effort) seseorang. Bentuk dari efek ini antara lain: persaingan (rivalry), fasilitasi sosial, dan social loafing. Rivalry merupakan peningkatan motivasi dan usaha seseorang pada suatu kompetisi. Fasilitasi sosial merupakan peningkatan usaha seseorang karena mengetahui orang lain yang juga melakukan hal yang sama. Sedangkan social loafing merupakan menurunnya kinerja seseorang dalam kelompok bila dibandingkan dengan kerja individual.
2. Kehadiran orang lain menyebabkan meningkatnya Arousal.Robert Zajonc menyatakan bahwa kehadiran orang lain dapat meningkatkan drive atau tingkat arousal. Performance akan meningkat bila bentuk perilakunya itu sederhana, dikuasai, dan responya sesuai dengan situasi yang berlangsung. Sebaliknya, performance akan menurun, bila responnya kompleks, dan tidak dikuasai.
3. Kehadiran orang lain dapat menyebabkan distraksi (konflik performance) dan evaluasi.Bila seseorang itu sadar bahwa ia memiliki audiens, ia mungkin cenderung mengalami dua konflik yaitu: memperhatikan pada tugas (pool position) atau memperhatikan audiensnya. Konflik ini menyebabkan meningkatnya arousal dan pada akhirnya dapat meningkatkan kecenderungan untuk memberikan respon secara dominan. Bila audiens dirasakan mengevaluasi performance seseorang maka performance seseorang akan terpengaruh kadang meningkat dan kadang menurun.


Perilaku dalam Kelompok
Mana yang lebih baik, performance kelompok atau performance individu? Pertanyaan di atas seringkali muncul karena ada adagium yang berbunyi “dua kepala lebih baik daripada yang dikerjakan oleh seorang individu”. Adagium itu ada benarnya dalam beberapa kasus, karena kelompok memungkinkan orang saling tukar informasi dan pendapat. Interaksi dalam kelompok bisa menghasilkan ide dan solusi baru. Kelompok memiliki pengetahuan yang luas dan probabilitas yang lebih besar bahwa seseorang dalam kelompok akan memiliki pengetahuan khusus yang relevan dengan persoalan kelompok.Namun demikian, kelompok juga tidak selalu menghasilkan keputusan yang lebih baik. Dalam kelompok tidak semua orang memberikan kontribusi secara bersamaan, melainkan individu harus menunggu giliran. Akibat giliran dalam mengungkapkan pendapat ini, di antara anggota kelompok seringkali mengalami production blocking, terganggu pikirannya, atau kehilangan motivasi untuk berpartisipasi (malas). Individu kadang tidak mau berbagi (sharing) dalam memberikan informasinya. Meskipun performance kelompok seringkali lebih baik daripada performance rata-rata individu, seringkali performance itu di bawah standart individu, terutama bila anggota kelompoknya umumnya relatif lemah kemampuannya. Di dalam kelompok juga bisa terjadi social impact (Latane & Nida, 1981), yaitu suatu penggolongan anggota dalam suatu kelompok. Bila kelompoknya mayoritas maka pengambilan keputusannya akan sangat efektif, sebaliknya bila kelompoknya minoritas, maka sering kali orang mengalami kekecewaan, karena merasa tidak diperhatikan.

Faktor-Faktor yang mempengaruhi Pengambilan Keputusan Kelompok
1. Komposisi kelompokAda 4 hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun komposisi kelompok.
1. penerimaan tujuan umum; mempengaruhi kerjasama dan tukar informasi
2. pembagian (divisibilitas) tugas kelompok; tidak semua tugas dapat dibagi
3. komunikasi dan status struktur; biasanya yang osisinya tertinggi paling mendominasi dalam kelompok.
4. ukuran kelompok; semakin besar kelompok semakin menyebar opini, konsekuensinya adalah semakin lemah partisipasi individu dalam kelompok tersebut.
2. Kesamaan anggota kelompokKeputusan kelompok akan cepat dan mudah dibuat bila anggota kelompok sama satu dengan yang lain.
3. Pengaruh (pengkutuban) polarisasi kelompok. Seringkali keputusan yang dibuat kelompok lebih ekstrim dibandingkan keputusan individu. Hal itu disebabkan karena adanya perbadingan sosial. Tidak semua orang berada di atas rata-rata. Oleh karena itu untuk mengimbanginya perlu dibuat keputusan yang jauh dari pendapat orang tersebut.

GROUPTHINK
Merupakan proses ketika kelompok menghadapi keputusan yang penuh stres, mereka menjadi lebih memperhatikan adanya kesepatan daripada mengevaluasi fakta-fakta yang muncul dalam situasi yang dipikirkan. Hal ini bisa saja terjadi karena kelompok melakukan devensive avoidance, yaitu mencoba menghindari informasi yang mungkin menyebabkan kecemasan.
Janis (1982) menulis bahwa group tkinking terjadi karena pembuat keputusan itu adalah kelompok yang kohesif, ada kesalahan struktural dalam organisasi (pimpinan yang dominan), adanya situasi yang provokatif. Gejala Groupthink dapat digambarkan dari 3 tipe: yaitu: over-estimasi terhadap kelompoknya, kedekatan berpikir, dan tekanan untuk menjadi sama (seragam).
Kelompok dapat menghindari Groupthink dengan dua tahap: discouraging leader bias, dan menghindari isolasi kelompok. Kelompok jangan sampai dominan, dan memberikan kepada anggota untuk mengkritik. Untuk menghindari isolasi kelompok, rencana kebijakan kelompok dapat dibagi ke dalam sub grup dan dan sub grup ini bertemu untuk membahas tujuan kelompok secara terpisah, dengan pemimpin masing-masing sub group yang berbeda dengan pemimpin semula.

KEPEMIMPINAN
Apakah kepemimpinan itu?
Presiden Herry Truman mendefinisikan kepemimpinan (leadership) sebagai seseorang yang memiliki kemampuan untuk membuat orang lain melakukan apa yang sebenarnya tidak ia inginkan.Brigham (1991) mendefinisikan bahwa pemimpin (leader) adalah seseorang yang: (1). dapat mempengaruhi arah kelompok dengan mempengaruhi sikap-sikapnya dan perilakunya, dan (2) memelihara image kelompok sehingga menjadi perhatian yang tertanam bagi para anggotanya.Menjadi pemimpin berarti melibatkan adanya transaksi antara pemimpin dengan pengikutnya. Hollander (1986) menyatakan bahwa pemimpin itu berperan mengarahkan, membimbing, dan mempengaruhi, sedangkan pengikutnya memberikan status, harga diri, dan kesediannya untuk merespon pengaruh pimpinan. Dengan pengertian itu, pemimpin merupakan peran sosial yang mencerminkan pengaruh yang terlegitimasi. Kita dapat menganalisis perilaku kepemimpinan secara lebih dekat dengan memperhatikan pada pemimpin di dalam kelompok (Forsyth, 1990; Lord, 1977).
Perilaku tersebut antara lain:
1. Menolong menetapkan dan mencapai tujuan kelompok. Posisi ini menjadikannya sebagai polecy-maker dan pembuat rencana.
2. Membina kelompok. Pemimpin harus bisa meredam ketegangan, menjadi pengadil bila ada perbedaan, dan menjadi kebersamaan.
3. Menjadi simbol identifikasi. Dengan beridentifikasi pada pemimpinnya, anggota akan selalu menjaga kesatuannya. Pemimpin pemerintahan dan pemimpin suatu serikat / organisasi sering berperan seperti ini.
4. Mewakili kelompok kepada dunia luar. Pemimpin merupakan wakil kelompok untuk melakukan hubungan dan negosiasi dengan kelompok lain.
5. Melakukan transformasi kelompok. Pemimpin dapat dibantu untuk menjalankan perannya sebagai pemimpin, sedangkan pengikutnya menjadi agent moral pemimpinnya.

Kewirausahaan

A. PENGERTIAN

Kewirausahaan berasal dari kata Wirausaha. Wirausaha berasal dari kata wira artinya berani, uatama, mulia. Usaha berarti kegiatan bisnis komersiil maupun non komersiil.
Jadi kewirausahaan diartikan secara harfiah sebagai hal-hal yang menyangkut keberanian seseorang untuk melakukan kegiatan bisnis maupun non bisnis secara mandiri.

Kewirausahaan berasal dari istilah entrepeneurship yang sebenarnya berasal dari kata entrepreneur (Soeparman Soemahamidjaja 1977:2) yang artinya suatu kemampuan (ability) dalam berfikir kreatif dan berperilaku inovatif yang dijadikan dasar, sumber daya, tenaga penggerak tujuan, siasat kiat dan proses dalam menghadapi tantangan hidup.

Dalam pengertian ini Marzuki Usman(1997:3) mengatakan entrepreneur adalah seorang yang memiliki kombinasi unsur (elemen-elemen) internal yang meliputi kombinasi inovasi, visi, komunikasi, optimisme, dorongan semangat dan kemampuan untuk memanfaatkan peluang usaha.

a. Kewirausahaan adalah mental dan sikap jiwa yang selalu aktif berusaha meningkatkan hasil karyanya dalam arti meningkatkan penghasilan.
b. Kewirausahaan adalah proses menciptkan sesuatu yang lain menggunakan waktu dan kegiatan disertai modal jasa dan resiko serta menerima balas jasa, kepuasan dan kebebasan pribadi.
c. Kewirausaan adalah semangat, sikap perilaku dan kemampuan seseorang dalam menangani usaha yang mengarah pada upaya kerjateknologi dan produk baru dengan meningkatkanefisiensi untuk mendapatkan keuntungan.
d. Wirausaha adalah orang yang berani memaksa diri untuk menjadi pelayan orang lain.
e. Wirausaha adalah seorang pakar tentang dirinya sendiri.
f. Wiarausaha adalah mereka yang berhasil mendapatkan perbaikan pribadi, keluarga, masyarakat dan bangsanya.
g. Wirausaha adalah orang yang mendobrak sistem ekonomi yang ada dalam memperkenalkan barang dan jasa dengan menciptakan bentuk organisasi baru atau mengolah bahan baku baru.
h. Bagi ahli ekonomi wirausaha adalah seorang atau sekelompok orang yang mengorganisir faktor-faktor produksi, alam, tenaga, modal dan skill untuk tujuan prroduksi.
i. Bagi seorang psikolog wirausahawan adalah seorang yang memiliki dorongan kekuatan dari dalam untuk memperoleh sesuatu tujuan, suka mengadakan eksperimen atau untuk menampilakan kebebasan dirinya diluar kekuasaan orang lain.
j. Bagi seorang pebisnis wirausaha adalah merupakan ancaman, pesaaing baru atau bisa juga seorang patner, pemasok, konsumen atau seorang yang dapat diajak kerjasama.
k. Bagi seorang pemodal wirausaha adalah seorang yang menciptakan kesejahteraan buat orang lain yang menentukan cara-cara, mengurangi pemborosan dan membuka lapangan kerja yang disenangi oleh masyarakat.
l. Wirausahawan adalah sekelompok pengusaha yang menentukan kebijakan pengambilan keputusan dan menciptakan manajemen resiko mandiri. Mereka mampu meraih peluang atau menciptakannya.
m. Wirausahawan adalah orang-orang yang mempunyai kemampuan melihat dan menilai kesempatan-kesempatan bisnis mengumpulkan sumber-sumber daya yang dibutuhkan guna mengambil keuntungan dan tindakan tepat guna dalam meamastikankesuksesan.

Kesimpulannya adalah bahwa kewirausahaan merupakan sikap, jiwa, semangat mulia pada diri seseorang yang inovatif, kreatif, berupaya untuk kemajuan pribadi dan masyarakat. Jadi alangkah baiknya kalau kewirausahaan itu ada pada setiap orang, (guru, pegawai, pelajar, ibu rmah tangga dll) tidak hanya terbatas pada pengusaha saja.

B. TUJUAN DAN MANFAAT KEWIRAUSAHAAN
a. Tujuan Kewirausahaan :
1. Meningkatkan jumlah wirausahawan yang sukses.
2. Mewujudkan kemampuan dan kemantapan para wirausahawan untuk menghasilkan kemajuan dan kesaejahteraan masyarakat
3. Membudayakan semangat, sikap, perilaku dan kemampuan kewirausahaan dikalangan masyarakat yang mampu, handal dan unggul.
4. Menumbuh kembangkan kesadaran kewirausahaan yang tangguh dan kuat.

b. Manfaat kewirausahaan :
1. Menambah daya tampung tenaga kerja sehingga dapat mengurangi pengangguran.
2. Memberi contoh bagaimana harus bekerja keras, tekun dan punya kepribadian unggul yang pantas diteladani.
3. Berusaha mendidik para karyawannya menjadi orang yang mandiri disiplin, tekun dan jujur dalam menghadapi pekerjaan.
4. Berusaha mendidik masyarakat agar hidup secara efisien, tidak berfoya-foya dan tidak boros.
5. Sebagai sumber penciptaan dan perluasan kesempatan kerja.
6. Pelaksana pembangunan bangsa dan negara.
7. Meningkatkan kepribadian dan martabat/harga diri.
8. Memajukan keuangan.
9. Melaksanakan persaingan yang sehat dan wajar.

C. KARAKTERISTIK WIRAUSAHA
a. Karakteristik wirausaha
Karakter adalah ciri, watak, sifat, tingkah laku yang khas dari wirausahawan yang membedakan dengan orang lain yaitu :
1. Berbudi luhur.
2. Berani menanggung resiko
3. Berfikir positif dan bertanggung jawab.
4. Dapat mengendalikan emosi.
5. Merencanakansesuatu sebelum bertindak.
6. Mencari jalan keluar dari permasalahan.
7. Belajar dari pengalaman.
8. Memiliki ketrampilan mengelola usaha.
9. Memiliki ketrampilan teknis.
10. Membiasakan hidup sehat.
11. Dapat mengambil keputusan.
12. Menepati janji dan waktu.
13. Merasakan kebutuhan orang lain dan bekerjasama dengan orang lain.
14. Memberi semangat kepada orang lain.

D. KEBERHASILAN DAN KEGAGALANSUATU USAHA
a. Keberhasilan suatu usaha.
1. Karena jujur dan kerja keras serta ulet.
2. Karena disiplin dan berani menanggung resiko.
3. Mampu melaksanakan manajemen dengan baik.

b. Kegagalan suatu usaha.
1. Diabaikan oleh pemiliknya.
Pemilik gagal dalam menjalankan usaha dan membiarkan segala sesuatunya terjadi tanpa mengambil tindakan yang positif.
2. Kecurangan dan Pencurian.
Karyawan mencuri uang (korupsi), barang perusahaan atau rahasia perusahaan
3. Kurang ketrampila dan keahlian.
Tidak mempunyai pengetahuan dan ketrampilan dalam mengelola uang, orang, persediaan barang, mesin dan pelanggan.
4. Pengalaman yang tidak seimbang.
Berpengalaman pada bidang penjualan tetapi tidak pengalaman di bidang pembelian, pengalaman dibidang keuangan tetapi tidak pengalaman dibidang produksi dan penjualan.
5. Masalah pemasaran.
Tidak dapat menarik cukup banyak pelanggan karena kurang promosi, barang berkualitas rendah, jasa pelayanan buruk, dan tata letaknya kurang menarik.
6. Kebijakan pembayaran barang secara kredit dan pengawasan keuangan jelek.
Pembelian barang secara kredit oleh pelanggan tanpa diperhitungkan kemampuan pelanggan untuk membayar dan tidak mempunyai kebijakan penagihan yang baik.
7. Pengeluaran biaya yang tinggi.
Tidak dapat mengendalikan pengeluaran, misak biaya perjalanan, menjamu rekanan, renovasi ruangan, listrik, telepon air dll.
8. Terlalu banyak aset.
Terlalu banyak persediaan barang, peralatan, kendaraan dll tetapi kurang bermanfaat dan kurang cukup biaya operasionalnya.
9. Pengawasan persediaan barang yang buruk.
Terlalu banyak persediaan barang dagangan yang tidak terjual.
10. Lokasi usaha.
Lokasi yang tidak strategis, misalnya di gang sempit, dibelakang gedung, sulit ditemukan, terlalu jauh dari lingkungan pelanggan.
11. Bencana.
Kehilangan barang berharga karena bencana alam, kebakaran atau bencana lain pada hal pimpinan tidak mengasuransikan.